Langsung ke konten utama

CATATAN


SURAT UNTUK MAMA
Oleh fyaalt

Desember pagi, kulihat mentari yang bersembunyi dibalik mega. Dengan awan yang terlihat kelabu seakan memberitahu bahwa hujan akan datang. Melihatmu didepan rumah sambil memindahkan jemuran pakaian seperti siap untuk menerima datangnya hujan. Seakan hati ini meminta untuk menolong, namun gawai ini seringkali terlihat menarik dan sulit ditinggalkan.
Semalam tadi, sudah ku tuliskan daftar yang akan kulakukan pada hari Ibu nanti. Bangun pagi, menyiapkan sarapan, mencuci, menyetrika bahkan membersihkan rumah dan membuat kejutan kecil untuk merayakannya. Lantas, di pagi ini tak ada satupun dari daftar bisa ku centang, kemalasan ini seakan mengendap perlahan.
Maaf Ma, aku hanya bisa bermalasan tanpa punya perkembangan. Maa.. kadang kala, setiap harinya aku ingin engkau bercerita padaku tentang apa yang Mama rasakan. Setiap kulihat mata Mama selalu tersirat kisah yang ingin diutarakan. Entah itu karena rasa lelah seharian mengurus adik sambil mengerjakan pekerjaan rumah,atau entah karena kondisi ekonomi yang sedang tak stabil.
Maa.. Mari saling mendengarkan. Tolong tanyakan aku juga tentang hidupku, perasaanku, teman-temanku bahkan orang yang sedang aku suka. Aku tak ingin ada yang ku sembunyikan darimu. Maa.. perhatikan aku ya saat aku berbicara, respon aku saat aku bertanya. Hargai aku, kadang aku sulit bercerita.
Terima kasih, terima kasih Ma.. sebanyak apapun aku ucapkan terima kasih tak akan pernah cukup untuk membalas semua kebaikan, pengorbanan dan perjuanganmu sebagai Ibu. Terima kasih masih tetap mendengar keluh kesahku tentang nilai kuliah dan sekolahku. Terima kasih ketika aku ingin sesuatu kau selalu memberiku pengertian bahwa semua tak selalu harus dimiliki. Terima kasih telah menjaga adik-adik, aku dan ayah. Terima kasih untuk tidak pernah menjadi Ibu yang mengeluh ketika sedang susah. Terima Kasih sekali lagi untukmu yang tak pernah bisa digantikan oleh siapapun. Engkau, Ibu kami yang tercantik, terbaik, dan bidadari yang kami miliki. Engkaulah Ratu dari segalanya, Permata yang paling berharga, Intan yang sangat bersinar dan Ibu yang paling mulia.
Aku sayang Mama sebenar-benarnya, sedalam-dalamnya dan untuk selamanya. Semoga Tuhan selalu melindungi Mama dimanapun dan kapanpun. Semoga Tuhan memperpanjang umur Mama. Semoga Tuhan senantiasa membuat Mama tabah, tegar dan sabar didunia. Tenang saja Mama, kami mendoakan Mama senantiasa. InsyaAllah.
Maaf belum bisa menjadi anak yang baik, belum bisa memberikan yang terbaik.
Terima kasih Mama atas kebesaran hatimu selama menjagaku yang kini aku mulai beranjak dewasa.
Aku sayang Mama.
Kakak sayang Mama.
Kami sayang Mama.

-teruntuk Mama, yang paling kami sayangi.
Dari anakmu yang mulai beranjak dewasa.
12-16-2018 1:42 PM
#SURATUNTUKEMAK @STRORIAL.CO @NULISBUKU

Note : ini tadinya mau ku lombakan, tapi gagal hehe.. cerita satu bulan lalu, dan baru bisa dibagikan. Semoga kita tetap menyayangi dan menghargai orangtua kita. Dan mendoakannya senantiasa. Hargai dan hormati selagi ada.

Komentar

Popular Posts

CERPEN - LELAKI YANG KU SEBUT AYAH

  LELAKI YANG KU SEBUT AYAH fyaalt Ketika  langit mulai mewarnai dirinya menjadi warna oranye kemerahan dan mentari tergantikan oleh benda bulat putih yang disebut bulan, lelaki itu kembali datang ke rumah dengan suara motornya yang sangat ku kenali bahkan dari kejauhan. Ketika lelaki itu sampai di depan gerbang, aku keluar untuk membantunya menggeser pagar yang menutupi jalan masuknya. Sekali lagi ku pandangi ia yang amat lelah dengan keringat basah yang  menempel  di wajahnya. Adzan mulai berkumandang sesaat tepat ketika lelaki itu menginjakkan kakinya di depan pintu masuk rumah kemudian adik-adik kecilku mulai berlarian sambil berteriak,  ”Ayaaaah!!”  Raut wajah lelah itu tergantikan oleh senyuman yang    seolah    adalah obat dari lelahnya. Bunda juga keluar dari tempat nyamannya untuk menyambut kedatangan ayah dengan senyuman, dan wewangian sambil salam menyium tangan ayah. Aku mulai berjalan ke arah kamar mandi untuk mengerjakan wu...

Cerpen - Fragmen Satu Keluarga

  Fragmen Satu Keluarga oleh fyaalt Malam itu setelah mengerjakan PR aku berdiri tegak seraya menggenggam tanganku dan menyatakan bahwa aku sudah siap untuk menonton kartun kesukaanku.  “Aku siap! Aku siap! Ga boleh siapapun ganggu aku!” teriakku dalam hati. Malam itu Kakak merebahkan badan di kursi dan mulai memakai headphone kesayangannya. Dengan kaki yang di tekuk dan diangkat ke atas,  tangan kirinya sibuk memegangi gadget sedangkan tangan kanannya memegang kipas mini berwarna biru. Mukanya berwarna hijau seperti terkena tai kerbau. “Hei.. kak.. aku sudah selesai.” Kataku kepada kakak yang duduk di kursi tapi kakakku tak mendengar bahkan menoleh sekalipun.  Aku melirik ruang tamu yang masih kosong belum di datangi oleh ibu, bapak, dan kakak-kakakku. Aku akan cepat membereskan buku-buku ini dan menyimpannya. Aku berlari dan mencari remote tv yang sudah ku sembunyikan di dalam kain yang menutupi bantal.  “Hahaha… tidak ada yang akan menggangguku!” kataku dalam...

CATATAN

RETORIKA Oleh fyaalt Tau apa sih kita tentang masa depan? Tau apa sih kita tentang apa yang akan terjadi besok pagi? Tau apa sih kita dengan seseorang yang hari ini menyatakan rasa mungkin besok bisa saja hilang entah kemana. Tau apa? Tidak tau, bukan? Kenapa kita suka menduga-duga apa yang akan terjadi besok? Kenapa juga kita harus menduga-duga tentang respon pesan dari seseorang yang kita suka?   Kenapa kita lebih suka berprasangka dahulu sebelum mencoba? Kenapa? Setiap dari kita mencoba menggantungkan bahagia kepada orang lain. Kebanyakan dari kita lebih takut dengan kenyataan yang terjadi. Dan kita lebih suka berekspektasi tinggi sampai tak siap dengan kecewa yang akan dihadapi karena tak sesuai dengan apa yang diharapkan dalam pemikiran sendiri. Benar begitu bukan?